Rabu, 08 Desember 2010

Motivasi di Dalam Kelas

Oleh Subagio *)
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan motivasi di dalam diri siswa. Pemotivasian siswa ini justru merupakan salah satu tugas utama dan seni yang harus dikuasai guru dalam mengajar. Disini pula letaknya perbedaan seorang guru dengan guru lain dalam mengajar. Tidak jarang seorang guru dianggap sebagai guru favorit oleh siswa karena kemampuannya dalam memotivasi siswa. Karenanya, kemampuan guru memotivasi siswa merupakan salah satu kunci suksesnya dalam mengajar.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut : (1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir; (2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; (3) Mengarahkan kegiatan belajar; (4) Membesarkan semangat belajar; (5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut : (1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan bila siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tengelam; memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar (2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di dalam kelas (3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik (4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.
Denga memahami teori-teori tentang motivasi, maka guru dapat mengembangkan delapan jenis motivasi di dalam kelas, yaitu : (1) motivasi tugas, (2) motivasi aspirasi, (3) motivasi persaingan, (4) motivasi afiliasi, (5) motivasi kegagalan, (6) motivasi menghindar, (7) motivasi penguatan; dan (8) motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri.
Motivasi tugas adalah motivasi yang ditimbulkan oleh tugas- tugas yang ditetapkan bersama oleh guru, siswa sendiri, maupun yang dirancang oleh guru dan siswa secara bersama-sama. Siswa yang memilki moivasi tugas memperlihatkan keterlibatan dan ketekunan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas tugas belajar. Motivasi tugas hendaklah dibangun di dalam diri siswa dan ini dapat dilakukan oleh guru kalau dia mengetahui caranya.
Motivasi aspirasi yang tinggi tumbuh dengan subur kalau siswa memilki perasaan sukses. Perasaan gagal dapat menghancurkan aspirasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru jangan menjadikan siswa selalu gagal, walaupun ini bukan bermakna guru harus menjadikan siswa sukses terus menerus. Suatu konsep yang harus ditanam oleh guru kepada siswa agar ia memiliki aspirasi yang tingi adalah bahwa kesuksesan atau kegagalan ditentukan oleh ‘usaha’, bukan kemampuan atau kecerdasan.
Persaingan yang sehat dapat menjadi motivasi yang kuat dalam belajar. Namun memupuk rasa persaingan yang berlebih-lebihan, di kalangan siswa dalam belajar dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat, karena siswa bukan menjadi giat belajar, tetapi dengan berbagai cara berusaha mengalahka siswa lain untuk mendapatkan status. Membangun persaingan dengan diri sendiri pada setiap siswa aka menimbulkan motivasi persaingan yang sehat dan berkesan dalam belajar.
Motivasi afiliasi adalah dorongan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya, karea ingin diterima dan diakui oleh orang lain. Siswa-siswa yang masih kecil berusaha meningkatkan usaha dan prestasi dalam belajar agar dia dapat diterima dan diakui oleh orang dewasa, yaitu guru dan ibu bapaknya. Namun para remaja lebih terdorong belajar untuk mendapatkan penerimaan da pengakuan dari rekan sebaya. Oleh karena itu, guru-guru yang mengajar siswa-siswa yang masih kecil hendaknya memberikan perhatian dan penghargaan yang penuh terhadap peningkatan usaha dan hasil belajar yang ditampilkan oleh siswa. Bagi siswa remaja, guru hendaknya dapat memanfaatkan kelompok untuk meningkatkan usaha dan prestasi belajar.
Kegagalan dapat mendorong usaha dan hasil belajar. Tetapi kegagalan yang berlebihan dapat menurunkan gairah dan hasil belajar. Siswa yang telah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar jika mengalami kegagalan dapat menurunkan motivasinya itu. Demikian juga dengan siswa-siwa yang memiliki kecerdasan (IQ) rendah kalau mengalami kegagalan menyebabkan usaha dan hasil belajar mereka menjadi bertambah menurun. Tetapi kegagalan sangat bermakna untuk meningkatkan usaha dan hasil belajar siswa yang bermotivasi rendah dan yang memiliki kecerdasan tinggi.
Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Disini motivasi adalah sangat penting. Seseorang yang motivasinya besar akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang rendah motivasinya akan terlihat acuh tak acuh, cepat bosan, mudah putus asa dan berusaha menghindar dari kegiatan, misalnya terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai prestasi belajar, kinerja dan hasil belajar yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Motivasi akan mendorong siswa untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
Motivasi penguatan dapat dilihat melalui grafik kemajuan belajar siswa. Guru hendaklah menjauhi pemahaman bahwa pemberian angka sebagai sumber utama untuk menimbulkan motivasi penguatan, karena menitik-beratkan pemberian angka dalam memotivasi siswa dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan akan menimbulkan kegagalan di dalam kelas.
Motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri sangat bermakna dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa-siswa ini menunjukkan tingkah laku yang mandiri dalam belajar dan mempunyai sistem nilai yang baik yang melatar-belakangi tingkah laku mereka itu. Pembentukan sistem nilai-nilai yang menjadi tanggung jawab guru pada setiap siswa, sehingga siswa-siswa memiliki motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri adalah sangat penting. Bagi siswa-siswa yang telah memiliki motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri, guru hanya perlu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan aktivitas belajar mereka.
*) Penulis adalah Kepala SMPN 2 Cibeureum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar