Oleh : Subagio,M.Pd.
(Kepala SMPN 2 Cibeureum)
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan (Sardiman,A.M,2003:73-74)
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik : Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ekstrinsik : Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperkatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi pelajaran di sekolah Hewit (1968) mengemukakan bahwa “attentional set” merupakan perkembangan motivasi yakni yang bersifat sosial, artinya anak itu suka bekerja sama dengan anak-anak lain dan dengan guru, ia mengharapkan penghargaan dari teman-temannya, dan ingin mendapatkan harga dirinya dikalangan teman sekelasnya. Selanjutnya anak itu memperoleh motivasi untuk menguasai pelajaran (mastery) termasuk penguasaan keterampilan intelektual. Menurut Robert J. Songgok dalam(http:www.geocities.com/pengembangan_sekoah/standardguru.html) menjelaskan Motivasi merupakan jantung-nya proses belajar. Oleh karena itu motivasi begitu penting dalam proses pembelajaran, maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangkitkan atau membangun motivasi siswa terhadap apa yang akan dipelajari oleh siswa. Motivasi bukan saja menggerakan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Siswa yang bermotivasi dalam pembelajaran akan menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tunggi dalam pelajaran, tanpa banyak bergantung kepada guru. Menurut Mohamad Surya (2004:62) Motivasi dapat diartikan sebagi suatu uapaya untuk meninbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilakutertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam situasi interaksi belajar-mengajar dalam mencapai tujuan dan hasil belajar. Motivasi mempunyai karakterisitik (1) sebagai hasil dari kebutuhan (2) terarah kepada suatu tujuan (3) menopang perilaku. Menurut Slavin (1994), seperti dikutip Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:22) Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2006:80 ) Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan (ii) dorongan dan (iii) tujuan
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yangsangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya, Wina Sanjaya (2008:28)
Walaupun teori-teori motivasi berbeda-beda, namun dalam praktek pendidikan penerapannya bersamaan. Siswa harus diberi hadiah (reward) berupa pujian, nilai yang baik, rasa keberhasilan atas hasil belajarnya, sehingga ia lebih tertarik oleh pelajaran. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, menurut M Sobri Sutikno (http:www.bruderfic.or.id) sebagai berikut : (1) Menjelaskan tujuan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. (2) Hadiah, berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Kal ini akan memacu semangat mereka untuk bias belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum nerprestasi akan termotivasi untuk bias mengejar siswa yang berprestasi. (3) Saingan/kompetisi,guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswamya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. (4) Pujian,sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. (5) Hukuman, hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahgan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. (6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik (7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik (8) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok (9) Menggunakan metode yang bervariasi (10) Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar