Minggu, 06 Maret 2016

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEKOLAH



Pada dasarnya pengembangan Suber Daya Manusia (SDM) merupakan upaya pengejaran terhadap improvisasi kinerja dan peningkatan kapasitas pegawai, guna menghadapi tantangan dan perubahan. Dalam hal ini, diperlukan pembaharuan dan regenerasi potensi dan usaha-usaha yang ada di dalam diri pegawai, untuk dihadapkan pada dimensi yang berbeda. Selain itu, aktivitas pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga digerakkan untuk tujuan pembelajaran dan peningkatan kompetensi pegawai. Namun demikian, usaha pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas pegawai saja, melainkan juga ditujukan untuk meraih peningkatan kualitas hidup secara umum.
Kepala sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia di sekolah agar kinerjanya semakin meningkat. Keadaan tersebut disadari karena sumber daya manusia di sekolah selalu ingin perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta menghilangkan kejenuhan dalam melaksanakan tugas. Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia, namun demikian dalam pelaksanananya kepala sekolah melibatkan berbagai komponen penunjangnya. Permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan perlunya pengembangan sumber daya manusia yang dihadapi oleh sekolah menyangkut dengan tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan yang harus semakin ditingkatkan, kualitas mengajar guru yang masih kurang menunjukkan sikap yang profesional dan prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik masih kurang menunjukkan hasil yang memuaskan. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia di sekolah dasar meliputi: pemberian pelatihan, pengelolaan kinerja, perencanaan karier dan pemberian kesejahteraan.

Dalam upaya pemerataan pembangunan bidang pendidikan, Perlu adanya meningkatkan partisipasi semua jenis dan jenjang pendidikan, terlebih era otonomi daerah sekarang, dimana masyarakat perlu terus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas guna menghadapi tantangan persaingan global kian ketat dimasa datang. Kita semua menyadari, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berperan menentukan suksesnya pendidikan, disisi lain keberhasilan pendidikan juga ditentukan kinerja guru, peran dewan pendidikan, partisipasi masyarakat, orangtua serta pemerintah

Guru adalah jabatan mulia dan terhormat dihadapan Allah swt dan masyarakat, menjadi guru sama dengan menolong Allah dalam melestarikan syiar-syiar kalimat-Nya dimuka bumi. Dalam pandangan manusia sosok guru adalah figur teladan yang menjadi panutan dalam setiap kata dan tindakan, orang jawa mendifenisikan guru dengan kalimat “ diguguh dan ditiru.
Tidak semua orang mudah menjadi guru karena dibutuhkan skill, bakat dan charisma yang kuat itu tak terlepas dari sosok guru yang selalu menjadi ”spion” masyarakat. Dulu orang banyak yang ogah menjadi guru disamping ketidakbebasan figure guru yang selalu dituntut untuk tidak berbuat cacat dimasyarakat juga karena kecilnya honor dari profesi guru. Faktor ini secara otomatis menyaring secara alamiah orang-orang yang berminat jadi guru. Hanya mereka yang betul-betul mempunyai komitmen keikhlasan dan mengharap keridloan Allah yang bias lolos menjadi guru.
Berbeda jauh dengan yang terjadi pada akhir-akhir ini, orang berlomba-lomba mendaftar menjadi guru. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, ada yang memang dari lulusan kependidikan tapi banyak juga dari kompetensi lainnya. Mereka berlomba-lomba menjadi guru tanpa memperhitungkan apakah layak dan kompeten dibidang itu. Membanggakan sekaligus memperihatinkan, membanggakan karena jabatan yang dulu disia-sikan kini menjadi profesi yang bergensi, memperihatinkan bila semua orang leluasa menjadi guru tanpa ada seleksi yang ketat akan berdampak buruk bagi out put dan out come pendidikan. Ini karena sumber daya guru sangat berpengaruh pada kualitas siswa.
Sumber Daya Manusia guru yang berkualitas sangat penting dan menjadi kebutuhan pokok yang menjadi syarat mutlak bagi seorang guru. Ini karena Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material / non finansial) di dalam sekolah, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksisten sisekolah. Tujuan dan kemajuan sekolah akan mudah dicapai jika memiliki sumber daya guru yang berkualitas.
Seorang peraih nobel dari Amerika mengatakan :
“Educational change depends on what teachers do and think – it’s as simple and as complex as that. It would all be seasy if we could legislate changes in thinking. Classrooms and schools become effective when:
(1) Quality people are recruited to teaching, and; (2) The workplace is organized to energize teachers and reward accomplishments.
Kualitas guru secara intelektual, emosional dan spritual sangat berpengaruh pada transformasi ilmu dari guru dan siswa. Guru yang kreatif akan mencetak siswa yang kreatif, guru santun akan menlahirkan siswa yang santun ini karena ruh guru sangat mempengaruhi ruh siswa seperti yang disampaikan oleh syech zarnuji dalam kitab ta’limul mutaalim. Sudah sepantasnya sosok guru adalah manusia yang selalu berbenah meningkatkan kompetensinya, karena ilmu pendidikan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dari waktu kewaktu. Disamping itu integritas, mentalitas dan spritualitas guru harus ditingkatkan.Segala fasilitas yang diberikan pemerintah berupa kenaikan gaji, tunjangan fungsional dan sertifikasi tidak akan berdampak signifikan bagi peningkatan kualitas kerja jika mentalitas dan spritualitas guru tidak diperbaiki. Guru harus meluruskan niat karena dengan niat yang benar akan diperoleh hasil yang bermakna disisi Allah dan manusia.

Kepala sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia di sekolah agar kinerjanya semakin meningkat. Keadaan tersebut disadari karena sumber daya manusia di sekolah selalu ingin perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta menghilangkan kejenuhan dalam melaksanakan tugas. Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia, namun demikian dalam pelaksanananya kepala sekolah melibatkan berbagai komponen penunjangnya. Permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan perlunya pengembangan sumber daya manusia yang dihadapi oleh sekolah menyangkut dengan tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan yang harus semakin ditingkatkan, kualitas mengajar guru yang masih kurang menunjukkan sikap yang profesional dan prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik masih kurang menunjukkan hasil yang memuaskan. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia di sekolah dasar meliputi: pemberian pelatihan, pengelolaan kinerja, perencanaan karier dan pemberian kesejahteraan.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) mengacu pada kebijakan-kebijakan, praktik-praktik, serta sistem-sistem yang memengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja pegawai. Banyak perusahaan menyebut konsep Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagai bentuk praktik-praktik tentang pegawai. Strategi yang mendasari praktik tersebut perlu dipertimbangkan agar dapat memaksimalkan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan (Raymond A. Noe et. Al., 2010:5). Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) di sekolah mengacu pada kebijakan, praktik, serta sistem yang memengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di lungkungan sekolah.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. Karena Sumber Daya Manusia (SDM) dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang Sumber Daya Manusia dikumpulkan secara sitematis dalam apa yang disebut manajemen Sumber Daya Manusia. Istilah manajemen mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya me-manage (mengelola) Sumber Daya Manusia (Veithzal Rivai dan Eva J. Sagala, 2009:1). Manajemen Sumber Daya Manusia di sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Istilah manajemen Sumber Daya Manusia di sekolah mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya me-manage (mengelola) Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di lingkungan sekolah.

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN





Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Susunan organisasi sekolah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan tentang susunan organisasi dan tata kerja jenis sekolah tersebut (Depdikbud, 1983:2). Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah.
Kepala sekolah sebagai pengelola sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ia diharapkan mampu meningkatkan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksanannya proses belajar mengajar yang efektif, dan mengaktuaklisasikan sumber daya yang ada di sekolah seoptimal mungkin dalam menunjang proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah harus menguasai kemampuan organizational pendidikan yang efektif.
Sebagai seorang manajer, kepala sekolah perlu melakukan pendekatan terhadap strategi global sebagai suatu tuntutan untuk dapat mengelola sebuah organisasi sekolah secara berhasil. Memimpin sebuah organisasi sekolah yang produktif berarti mengetahui dan memahami perilaku individu di dalam organisasi sekolah tempat kerja para guru dan seluruh staf yang terlibat, dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan organisasi sekolah. Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi (organizational leader)  adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan dengan itu, tantangan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi adalah bagaimana dia dapat memadukan antara kepentingan organisasi sekolah dan berbagai potensi, minat dan bakat para anggotanya sebagai asset demi kemajuan sekolah. 
Kepala sekolah sebagai manajer diharapkan bisa menerjemahkan visi, misi, dan strategi sekolah ke dalam formula yang secara strategis menjadi pedoman dalam melaksanakan seluruh aktivitas sekolah. Peran kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen pembelajaran adalah mengadakan buku kurikulum bersama pedomannya; bersama guru memahami dan menjabarkan tujuan pendidikan yang meliputi tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan khusus; bersama guru menyusun program kurikuler dan kegiatan tambahan lainnya, termasuk berbagai program tahunan; bersama guru mengembangkan alat dan media pembelajaran, menyusun jadwal dan pembagian tugas, mengembangkan sistem evaluasi belajar, melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar, menyususn norma kenaikan kelas, serta mengembangkan perpustakaan sebagai ilmu dan tempat belajar.
Kepala sekolah diharapkan dapat meotivasi guru agar aktif bekerja menurut prosedur dan metode tertentu sehingga tugas yang diembannya terlaksana dengan efektif dan efisien. Peran memotivasi dan mengaktifkan ini disertai dengan usaha untuk menyejahterakan guru, sehingga akan memberikan hasil yang lebih optimal. Dalam kaitan ini, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran melalui guru. Penekanannya adalah bagaimana kepala sekolah memberikan inspirasi kepada guru untuk mengemban tugasnya dengan kualitas yang tinggi. Kepala sekolah berperan aktif sebagai pemimpin pengajaran yang berupaya untuk meningkatkan kinerja pengajaran guru secara efektif, serta meningkatkan prestasi akademik peserta didiknya.
Kepala sekolah diharapkan mampu berperan  sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah diharapkan dapat berperan sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer, kepala sekolah diharapkan mampu engatur semua potensi sekolah agar dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, yaitu terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Kepala sekolah perlu merencanakan semua program atau kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran dengan melibatkan warga sekolah, terutama guru, serta menentukan hasil berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya, rencana tahunan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi dalam dua semester (Daryanto,2001). Menurut Schein (2007), program tahunan berfungsi sebagai acuan untuk membuat program semesteran dan program semesteran berfungsi sebagai acuan menyusun program satuan pelajaran/persiapan mengajar, acuan kalender kegiatan belajar mengajar untuk mencapai efisien dan efektivitas penggunaan waktu belajar efektif yang tersedia.


PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH



Lingkungan sekolah dewasa ini menghadapi berbagai tantangan yang semakin dinamis seiring dengan semakin berkembangnya budaya masyarakat modern dan semakin cepatnya perkembangan teknologi manufaktur, komunikasi, informasi, serta tuntutan pemangku kepentingan (stakeholders) tentang pentingnya kualitas pendidikan melalui pembenahan dan peningkatan kualitas sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, faktor yang dianggap paling potensial dalam menciptakan keunggulan sekolah terletak di tangan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai nakhoda yang menentukan arah yang ingin dicapai seluruh sumber daya sekolah perlu dinilai dengan instrumen pinelaian kinerja yang mampu menggambarkan secara utuh kinerja kepala sekolah, yang mampu memetakan apa yang telah dilakukan kepala sekolah di masa lalu, apa yang dilakukan kepala sekolah saat ini, dan masa depan seperti apa yang hendak diwujudkan oleh kepala sekolah. Penilaian kinerja kepala sekolah harus ampu engeksplorasi keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh kepala sekolah, sekaligus memetakan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kepala sekolah. Hasil penilaian kinerja kepala sekolah dapat menghasilkan formula yang tepat untuk dapat dimanfaatkan oleh stakeholders dala rangka meningkatkan kualitas sekolah
Kinerja atau perfomance disebut juga dengan unjuk kerja prestasi, atau hasil pelaksanaan kerja. Armstrong (2009:629) menyatakan bahwa pada umumnya skema manajemen kinerja disusun dengan menggunakan peringkat dan ditetapkan setelah dilaksanakan penilaiann kinerja. Peringkat tersebut menunjukkan kualitas kinerja atau kompetensi yang ditampilkan pegawai dengan memilih tingkat pada skala yang paling dekat dengan pandangan penilai tentang seberapa baik kinerja pegawai. Lebih lanjut lagi Veithzal Rivai (2009:549) menyatakan bahwa penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuyk mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Dengan demikian, kinerja adalah merupakan hasil kerja pegawai dalam lingkup tanggung jawabnya. Pegawai memerlukan umpan balik atau hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang.
Berkenaan dengan pemahaman tersebut, maka yang dimaksud dengan penilaian kinerja kepala sekolah adalah suatu siste formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan memetakan sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil kerja kepala sekolah. Dengan demikian, penilaian kinerja kepala sekolah tidak hanya berkisar pada aspek karakter individu melainkan juga pada hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang dicapainya seperti kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, dan sebagainya.
Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan, dengan mengadaptasi konsep Werther dan Davis (1996:342), selanjutnya dikembangkan beberapa tujuan penilaian yang dilakukan terhadap kepala sekolah, yaitu:
1.       Peningkatan Kinerja (Perfomance Improvement)
Memungkinkan Dinas pendidikan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah, dengan demikian Dinas perdidikan dapat mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja kepala sekolah, hal tersebut penting dalam  rangka meningkatkan kinerja sekolah.
2.       Penyesuaian Kompensasi (Compensation Adjusment)
Hasil penilaian kinerja akan memberikan gambaran mengenai kelayakan kompensasi yang diperoleh oleh kepala sekolah. Biasanya untuk pendidikan kejuruan pada level SMK, apabila sekolah memiliki unit produktif, maka kepala sekolah akan memperoleh insentif tambahan sesuai dengan masukan Dinas Pendidikan.
3.       Keputusan Penempatan (Placement Decision)
Dinas Pendidikan dapat menentuykan promosi, transfer, dan demosi yang dilakukan terhadap kepala sekolah.
4.       Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan (Training and Development Needs)
Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi kepala sekolah agar kinerja mereka lebih optimal dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah.
5.       Perencanaan dan Pengembangan Kariri (Career Planning and Development)
Hasil penilaian kinerja akan membantu Dinas pendidikan untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai oleh kepala sekolah yang dinilai.
6.       Prosedur Perekrutan (Proces Deficiencies)
Mempengaruhi prosedur perekrutan kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan.
7.       Kesalahan Desain pekerjaan dan Ketidakakuratan Informasi (Informational Inacc urancies and Job-Design Errors)
Membantu menjelaskan pa saja kesalahan yang telah terjadi dalam pengelolaan sekolah oleh kepala sekolah, terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi berkaitan dengan sekolah.
8.       Kesempatan yang sama (Equal Employment Opportunity)
Menunjukkan bahwa placement decision kepala sekolah tidak diskriminatif, sehingga setiap guru memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kepala sekolah.
9.       Tantangan Eksternal (external Challenges)
Kinerja kepala sekolah banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu Dinas Pendidikan untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja kepala sekolah.
10.   Umpan Balik (Feedback)
Memberikan umpan balik bagi Dinas Pendidikan maupun bagi kepala sekolah itu sendiri.

Penilaian kinerja kepala sekolah difokuskan pada unsur-unsur kinerja yang terkait langsung dengan dimensi kompetensi kepala sekolah. Unsur-unsur penilaian tersebut hendaknya merupakan satu kesatuan yang masing-asing memiliki bobot yang relatif sama dalam penentuan hasil akhir penilaian kinerja kepala sekolah. Pada kenyataannya, setiap dimensi kompetensi kepala sekolah sebagaimana tercantum dalam permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 memiliki keluasan cakupan yang berbeda. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kembali aspek-aspek penilaian yang memiliki bobot dan ruang lingkup yang relatif sama, namun tetap dalam kerangka lima dimensi kompetensi kepala sekolah. Perumusan unsur-unsur tersebut dilakukan dengan cara mengelompokkan kompetensi yang serumpun ke dalam aspek yang sama. Berdasarkan karekteristik tertentu, kompetensi kepala sekolah dikelompokkan ke dalam enam aspek penilaian, yaitu kepribadian dan sosial,; kepemimpinan pembelajaran; pengembangan sekolah; manajeen sumber daya; kewirausahaan; dan supervisi pebelajaran (Pusat Pengembangan tenaga kependidikan Departemen Pendidikan Nasional)